Judul/Bab : Desain Pemodelan Grafik (TUGAS)
Nama : Aji Prayitno
NPM : 50414677
Kelas : 3IA21
Mata
Kuliah : (DPG) #Softskill
Nama
Dosen : Syefani rachma deski
Perkembangan
Desain Grafis
Desain grafis diterapkan dalam
desain komunikasi dan fine art. Seperti jenis komunikasi lainnya, desain grafis
dapat merujuk kepada proses pembuatan (mendesain) atau pun produk yang
dihasilkan (desain/rancangan). Desain grafis pada awalnya diterapkan untuk
media-media statis, seperti buku, majalah, dan brosur. Sebagai tambahan,
sejalan dengan perkembangan zaman, desain grafis juga diterapkan dalam media
elektronik – yang sering kali disebut sebagai “desain interaktif” (interactive
design), atau “desain multimedia” (multimedia design’)
Indonesia
Di Indonesia, desain grafis sangat
diminati. Perkembangan desain grafis di Indonesia sangat signifikan dibanding
sebelumnya. Buktinya telah banyak perguruan-perguruan tinggi negeri atau swasta
bahkan kursus yang memiliki program-program studi yang mempelajari desain
grafis lebih dalam. Pada tiap perguruan tinggi tersebut, semua hampir memiliki
mata kuliah yang kemungkinan besar hampir sama satu dengan lainnya. Hal ini
mungkin disebabkan karena desain grafis sendiri tidak hanya menghasilkan
gambar, lukisan, atau bahkan tulisan semata, namun desain grafis mampu
memberikan wawasan dan pengetahuan tentang perfilman, periklanan, packaging,
dan lain-lain.
Saat ini, desain grafis sangat
efektif untuk memberikan sarana-sarana yang mampu mengapresiasikan suatu
kegiatan atau suatu acara, dapat memberikan contoh atau iklan dengan
ilustrasi-ilustrasi yang menarik, serta mampu menghasilkan suatu rancangan
produk dengan lebih maksimal. Desain grafis juga dapat menjadi sarana
komunikasi dan informasi yang memberikan data yang lebih jelas, mampu
menjadikan hiburan dan mengeksplorasi keahlian di bidang desain. Lantas
bagaimana sih perkembangan awal desain grafis?
PERKEMBANGAN
AWAL DESAIN GRAFIS
• Diawali dengan Jurusan Reklame,
Dekorasi dan Ilustrasi Grafik (REDIG) pada 15 Januari 1950 dengan nama Sekolah
Toekang Reklame. Pada tahun 1969 bersamaan dengan berubahnya ASRI menjadi
Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia (STSRI), jurusan REDIG dipecah menjadi
Jurusan Seni Reklame, Jurusan Seni Dekorasi dan Jurusan Seni Grafis.
• Pada tahun 1972 STSRI “ASRI”
menyelenggarakan ujian S-1 yang pertama kali untuk para BA Seni Reklame. Nama
Jurusan Seni Reklame dipakai sampai tahun 1982. Pada tahun 1983 Jurusan Seni
Reklame berubah menjadi Jurusan Desain Komunikasi. Pada tahun 1984 bersamaan
dengan perubahan STSRI “ASRI” menjadi Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta
melalui fusi dengan Akademi Musik Indonesia (AMI) dan Akademi Seni Tari
Indonesia (ASTI). Jurusan Disain Komunikasi berubah menjadi Program Studi
Disain Komunikasi Visual hingga saat ini.
• Tahun 1967 dirintis Studio Grafis
Jurusan Seni Rupa di FTSP ITB. Pada tahun 1973 dipecah menjadi Studio Seni
Grafis dan Desain Grafis. Tahun 1984 Studio Desain Grafis berdiri sendiri. Pada
tahun 1994 Studio Desain Grafis berubah menjadi Studio DKV dan pada tahun 1997
menjadi Program Studi DKV di bawah Departemen Desain. Tahun 2006 menjadi
Program Studi DKV setingkat Jurusan di bawah fakultas.
• Pendidikan Tinggi Desain Grafis
berdiri di IKJ pada tahun 1977, di Universitas TRISAKTI tahun 1979, dan di UNS
tahun 1981, serta desain grafis Universitas UDAYANA (UNUD) tahun 1981. Dan FSRD
UNUD akhirnya menjadi ISI Denpasar setelah fusi dengan STSI Denpasar.
• Pada era 1990 ditandai dengan berdiri
DKV di STISI Bandung dan kemudian diikuti oleh UPH pada tahun 1994. Hingga
sekarang sekitar 70an pendidikan tinggi Desain Grafis telah dan segera berdiri
di Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Cirebon, Semarang, Yogyakarta, Salatiga,
Solo, Malang, Surabaya, Bali, Makassar dan menyusul di beberapa kota lainnya.
Saat ini beberapa universitas negeri eks IKIP bahkan eks IAIN telah dan
berencana membuka jurusan/program studi Desain Grafis terutama yang mempunyai
jurusan seni rupa.
• Menjamurnya
pendidikan tersebut tidak lepas dari perkembangan teknologi dan media informasi
maupun gaya hidup. Hampir semua sektor seperti konsumsi, hiburan, media,
infrastuktur, properti, keuangan, pendidikan dan sebagainya membutuhkan
sentuhan desainer. Fenomena ini yang membuka peluang tumbuhnya profesi-profesi
baru terkait dengan desain grafis yang pada akhirnya meningkatkan permintaan
akan jasa pendidikan desain.
Jika dulu seseorang mempunyai
cita-cita keren dengan menjadi dokter, insinyur, dan pilot. Namun sekarang, di
era ekonomi kreatif, profesi-profesi di bidang kreatif mulai menjadi pilihan
utama. Menjadi musisi, penulis, DJ, film maker, animator dan desainer menjadi
salah satu pilihan profesi favorit saat ini di samping banyak profesi di bidang
kreatif lainnya.
Akselerasi perkembangan teknologi
grafis dimulai pada tahun 1960-an dengan hadirnya phototype setting dan
xerography yang mengarah kepada digitalisasi. Halaman elektronik dan scan laser
telah memberikan dua efek besar, yaitu:
1.
Tersedianya perangkat (tool) dengan kemampuan lebih untuk berkreasi dengan
memanipulasi teks dan gambar.
2. Pertimbangan ekonomis telah menyebabkan
tool tersebut diproduksi secara massal sehingga mengakibatkan aksesbilitas para
desainer untuk menggunakannya.
Beberapa peralatan grafis yang
mengalamai perkembangan dimulai dari mesin cetak Albion dengan cara kerja mirip
yang digunakan Guttenberg, mesin cetak relief sampai dengan power press,
linotype composer yang menggunakan hot metal sampai dengan digunakannya
mesin-mesin pencetak koran.
Di Indonesia seni grafis
diperkenalkan oleh R. Pirngadi pada tahun 1920.
Tokoh-tokohnya antara lain R. Saleh dengan karya litografi tahun 1940.
Pada tahun 1945 Baharudin Marasutan dan Mochtar Apin membuat cukilan lino untuk
dikirim kepada Negara-negara yang mengakui kedaulatan RI, diikuti tokoh-tokoh
seperti Suromo dan Abdul Salam yang pernah mengajar di ASRI tahun 1960-1965.
Masa
Industrialisasi Grafis
Pola kerja di lingkungan grafis yang
berubah sampai dekade akhir Abad 19 mengarah kepada pola baru automasi dan
spesialisasi. Desainer tidak lagi berkonsentrasi penuh kepada seluruh rangkaian
proses cetak, mulai dari gagasan sampai dengan produk akhir. Spesialisasi
seperti type designer,type founders, type setter, paper makers, printer,binders
dan publisher mulai dikerjakan oleh orang yang berbeda-beda. Teknologi bergerak
dari manual kepada automasi, dari teknik monochrom kepada warna, dari skala
kecil menjadi skala besar dengan pasar yang lebih luas (Bob Cotton, 1990:15).
Masa ini dapat disebut dengan masa
industrialisasi grafis karena perpindahan dari pola kerja manual menjadi pola
kerja otomatis yang terspesialisasi. Percetakan pada akhir Abad 19 bercirikan
produkksi dalam volume besar namun berkualitas rendah atau volume terbatas
tetapi berkualitas tinggi. Tidak sampai tahun 1880, perbedaan area pasar di
atas saling mempengaruhi satu sama lain. Terlebih ketika pendidikan mulai
menjadi hak universal permintaan akan bahan-bahan cetak meningkat tajam. Ciri
lain ditandai munculnya poster-poster besar penuh warna di banyak kota besar di
Eropa dan Amerika pada tahun tersebut.
Kecendrungan
Masa sekarang
Dalam hampir dua dekade ini
teknologi komputer telah mempengaruhi perkembangan desain secara umum, dan
desain grafis secara khusus. Secara perlahan dan hampir tidak terbatas,
teknologi yang satu ini mendorong terjadinya banyak perubahan dalam desain
grafis. Bila Anda masih mempunyai majalah, kemasan produk, atau iklan yang
dikeluarkan sekitar enam puluhan, cobalah amati dan bandingkan dengan produk sejenis
yang keluar sekitar dua dasawarsa terakhir, Perubahan telah terjadi di
sana-sini. Sangat jarang kita temui iklan dengan gambar outline dan back ground
satau warna primer seperti yang sering muncul di iklan-iklan cetak enam
puluhan. Halaman-halamn majalah kini menjadi begitu berwarna dengan model,
warna-warna, komposisi yang terasa begitu nyata.
Perubahan tampilan ini sesungguhnya
mencerminkan terjadinya pergeseran dalam pola komunikasi visual masyarakat
kontemporer. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa masyarakat konsumen kini tidak
tertarik dengan produk yang hanya terdiri dari beberapa warna, komposisi
simetris sederhana, atau konfigurasi teks dan gambar yang biasa. Masyarakat
membutuhkan lebih dari yang demikian. Masyarakt kita cenderung lebih tertarik
terhadap majalah yang penuh tampilan visual. Treatment warna dan komposisi yang
sederhana secara visual kini tidak lagi cukup memnacing perhatian mereka. Salah
satu faktor yang sangat terkait adalah perkembangan teknologi digital yang
melahirkan Computer Generated Image atau yang secara umum disebut komputer
grafis. Komputer yang telah menjadi teman sejak sekitar 80-an ketika budaya
massal kita muncul adalah sebuah magnet besar yang begitu mempesona. Bukan
hanya bagi bidang-bidang ilmu pasti, tapi juga bagi dunia desain grafis. Hal
ini setidaknya sangat terasa setelah dua orang praktisi desain grafis Amerika,
Zuzana Licko dan Rudy Vanderlans bereksperimen dengan komputer Macintosh dan
melahirkan huruf-huruf yang dipromosikan dan didistribusikan melalui majalah
Emigre, yang juga dikelola oleh kedua orang ini, telah membuka mata para
desainer di seluruh dunia bahwa kotak masif itu sesungguhnya juga sebuah
kawasan yang eksotik dan menantang untuk dieksplorasi. Proses perancangan yang
sangat mengandalkan keterampilan manual, dengan adanya teknologi ini tiba-tiba
terasa menjadi begitu 'klasik'.
Serbuan
Citraan Digital dan Perubahan Karakter Tampilan Visual
Semenjak saat itulah eksplorasi
komputer grafis mengalami akselerasinya. Kini komputer telah memanjakan kita
lewat ribuan atau bahkan jutaan 'bahan mentah' komunikasi visual. Dari mulai
jenis huruf, potongan-potongan gambar (Clip-Art), dan stok foto digital.
Material-material ini seringkali seudah ternacang dan diproduksi dengan apik
(ready made), terklasifikasi ke dalam kategori-kategori tetentu yang siap untuk
digunakan (ready to use). Komputer telah mereposisi peralatan grafis
konvensial. Meja kerja desainer tidak lagi dipenuhi oleh peralatan-peralatan
kuas, cat, palet, dan sebagainya namun berupa peralatan built in yang tersedia
dalam software-software komputer. Stok digital menimbulkan perdebatan
originalitas gagasan dan eksistensi hukumnya. Namun secara realitas produk
desain grafis modern tetap laris dan banyak diminati meskipun sering disebut
sebagai "seni kaleng" yang murahan. Kesimpulannya bahwa perkembangan
grafis berhubungan sangat erat dengan perkembangan teknologi, budaya, dan
dinamika kehidupan masyarakat. Dengan kata lain, desain selalu mengkspresikan
zamannya.
Pengaruh
Kebudayaan dan Teknologi
Kebudayaan
Desainer menggunakan berbagai cara
untuk menyampaikan artinya, dan sering kali memanfaatkan norma-norma budaya
bersama, nilai-nilai, sejarah dan bahasa. Penggunaan simbol atau tokoh heroik
dari masa lalu untuk mendukung atau mewakili sudut pandang atau kualitas
tertentu. Selain itu, kebudayaan yang digunakan dalam desain pemodelan grafis
secara tidak sengaja telah memberitahukan jati diri desainernya.
Teknik
Elektronika
Ilmu ini menyediakan teknologi
kerangka kerja untuk desain sistem manusia komputer. Karena berbicara mengenai
komputer, khususnya dari sisi perangkat keras tidak terlepas dari pembicaraan
mengenai Teknik Elektronika. Selain dari sisi perangkat keras, juga harus
mengerti perangkat lunak berkaitan dengan sistem aplikasi yang akan
dikembangkan. Bidang teknik elektronika merupakan bidang utama dalam kerangka
perancangan suatu sistem interaksi mausia-komputer.
Psikologi
Psikologi perilaku dan kognitif
dikonsentransikan dengan pemahaman perilaku manusia, persepsi, proses kognitif
dan keahlian mengontrol motorik, dan mengajukan model proses tersebut yang
dapat memberikan pengetahuan yang bermanfaat ke dalam metode pencocokan mesin
terhadap pengguna manusia.
Pengalaman
psikologi menyediakan teknik evaluasi formal untuk mengukur kinerja objektif
dan opini subjektif dari sistem manusia-komputer.
Ergonomi
Ergonomi dikonsentrasikan lebih pada
aspek fisik dari pencocokan mesin ke manusia, dan didukung suatu data
antropometrik yang menyediakan pedoman dalam desain tempat kerja dan
lingkungannya, papan ketik komputer, dan layar monitor dan aspek fisik dari
alat-alat antarmuka antara manusia dan mesin.
Ilmu Bahasa
Komunikasi manusia-komputer secara
definisi melibatkan penggunaan dari berbagai jenis bahasa, apakah bahasa itu merupakan ‘bahasa natural’,
suatu bahasa barbasis perintah tunggal, berbasis menu, pengisian formulir, atau
suatu bahasa grafis. Ilmu Bahasa adalah pelajaran mengenai bahasa dan aspek
seperti halnya bahasa komputasi dan bahasa teori formal menimpa formalitas ilmu
komputer, dan digunakan secara luas dalam spesifikasi formal dari dialog-dialog
manusia-komputer. Teori komunikasi matematis, seperti halnya Usaha (Shannon,
1948) dan ‘Prinsip Usaha Manusia Terakhir’
(Zipf, 1949), juga menjadi jembatan antara ilmu bahasa, ilmu komputer
dan teknik elektronika.
Sosiologi
Sosiologi dalam konteks ini
dikonsentrasikan dengan studi dari pengaruh sistem manusia-komputer pada
struktur lingkungannya.
Antropologi
Antropologi (Ilmu Manusia)
dikonsentrasikan dengan studi dari interaksi manusia – komputer. Dimana
interaksi ini dipengaruhi oleh teknologi yang ada (sebagai contoh di kantor),
antropologi dapat menyediakan pengetahuan yang bernilai ke dalam aktifitas
seperti, interaksi tim dengan sistem komputer, sebagai contoh tim kerja desain,
kelompok penulis, dan lain-lain.
Desain
Grafis dan Tipografi
Kemampuan estetika dari desain
grafis dan tipografi adalah peningkatan yang penting terhadap desain sistem
manusia-komputer sebagai pengguna antarmuka menjadi lebih fleksibel dan
powerfull. Bagaimanapun, hal ini belum dapat diklaim untuk menjadi media baru
yang tekstual dan penampilan grafik yang diunggulkan.
Desain
pemodelan grafis dari segi interaksi manusia dan komputer
Kemampuan estetika dari desain
grafis dan tipografi adalah peningkatan yang penting terhadap desain sistem
manusia-komputer sebagai pengguna antarmuka menjadi lebih fleksibel dan
powerfull. Bagaimanapun, hal ini belum dapat diklaim untuk menjadi media baru
yang tekstual dan penampilan grafik yang diunggulkan. Jelasnya, tidak ada
individu dapat diharapkan mempunyai pelatihan formal di semua bidang tersebut,
walaupun permintaan cukup tinggi untuk orang dengan latar belakang
multidisipliner, gabungan kemampuan sistem komputer dengan beberapa keahlian
ilmu manusia.
komputer-juga-manusia
Interaksi
bisa dikatakan dialog antara user dengan komputer.
Model atau
jenis interaksi, antara lain :
1. Command
line interface (perintah baris tunggal)
contoh :
unix, linux, dos
2. Menu
(menu datar dan menu tarik)
contoh :
hampir semua software menggunakan menu
3. Natural
language (bahasa alami)
contoh :
bahasa pemrograman terstruktur (belum objek)
4.
Question/answer and query dialogue
contoh :
mysql, dbase interaktif, dll
5.
Form-fills and spreadsheets
contoh :
excel, lotus, dll
6. WIMP
– Windows
Icon Menu Pointer
– Windows
Icon Mouse Pulldown Menu
yang
termasuk komponen WIMP : button, dialogue boxes, pallettes, dll
sumber :
http://www.idseducation.com/articles/perkembangan-desain-grafis-di-indonesia/
http://duniagrafiskita.blogspot.co.id/2011/08/perkembangan-media-grafis.html
https://dwimuri.wordpress.com/2014/11/05/pengaruh-kebudayaan-dan-teknologi-dalam-membuat-design-pemodelan-grafis/
http://duniagrafiskita.blogspot.co.id/2011/08/perkembangan-media-grafis.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar