Judul/Bab : Sejarah
Desain Komunikasi Visual
Nama : Aji
Prayitno
NPM : 50414677
Kelas : 3IA21
Mata Kuliah : Desain Pemodelan Garfik
Nama Dosen : Syefani rachma
deski
Pengertian
DKV
Desain komunikasi
visual atau biasa disebut dengan singkatan DKV merupakan suatu ilmu yang
mengembangkan bentuk bahasa komunikasi visual berupa pengolahan pesan pesan
untuk tujuan sosial atau komersial, dari individu atau kelompok yang ditujukan
kepada individu atau kelompok lainnya. Pesan dapat berupa informasi produk,
jasa atau gagasan yang disampaikan kepada target audience, dalam upaya
peningkatan usaha penjualan, peningkatan citra dan publikasi program
pemerintah.
Pada prinsipnya
dkv adalah perancangan untruk menyampaikan pola pikir dari penyampaian pesan
kepada penerima pesan, berupa bentuk visual yg komunikatif, efektif, efisien
dan tepat. terpola dan terpadu serta estetis, melalui media tertentu sehingga
dapat mengubah sikap positif sasaran. elemen desain komunikasi visual adalah
gambar/ foto, huruf, warna dan tata letak dalam berbagai media. baik media cetak,
massa, elektronika maupun audio visual.
Akar bidang dkv
adalah komunikasi budaya, komunikasi sosial dan komunikasi ekonomi. Tidak
seperti seniman yang mementingkan ekspresi perasaan dalam dirinya, seorang
desainer komunikasi visual adalah penterjemah dalam komunikasi gagasan. Karena
itulah dkv mengajarkan berbagai bahasa visual yang dapat digunakan untuk
menterjemahkan pikiran dalam bentuk visual.
Sejarah
DKV
Sejak jaman
pra-sejarah manusia telah mengenal dan mempraktekkan komunikasi visual. Bentuk
komunikasi visual pada jaman ini antara lain adalah piktogram yang digunakan
untuk menceritakan kejadian sehari-hari pada Jaman Gua (Cave Age), bentuk lain
adalah hieroglyphics yang digunakan oleh bangsa Mesir. Kemudian seiring dengan
kemajuan jaman dan keahlian manusia, bentuk-bentuk ini beralih ke tulisan,
contohnya prasasti, buku, dan lain-lain. Dengan perkembangan kreatifitas
manusia, bentuk tulisan ini berkembang lagi menjadi bentuk-bentuk yang lebih
menarik dan komunikatif, contohnya seni panggung dan drama; seperti sendratari
Ramayana, seni pewayangan yang masih menjadi alat komunikasi yang sangat
efektif hingga sekarang.
Sebagai suatu
profesi, desain komunikasi visual baru berkembang sekitar tahun 1950-an.
Sebelum itu, jika seseorang hendak menyampaikan atau mempromosikan sesuatu
secara visual, maka ia harus menggunakan jasa dari bermacam-macam “seniman
spesialis”. Spesialis-spesialis ini antara lain adalah visualizers (seniman
visualisasi); typographers (penata huruf), yang merencanakan dan mengerjakan
teks secara detil dan memberi instruksi kepada percetakan; illustrators, yang
memproduksi diagram dansketsa dan lain-lain.
Dalam
perkembangannya, desain komunikasi visual telah melengkapi pekerjaan dari agen
periklanan dan tidak hanya mencakup periklanan, tetapi juga desain majalah dan
surat kabar yang menampilkan iklan tersebut.Desainer komunikasi visual telah
menjadi bagian dari kelompok dalam industri komunikasi – dunia periklanan,
penerbitan majalah dan surat kabar, pemasaran dan hubungan masyarakat (public
relations).
Perbedaan DKV dengan Seni Murni
Desain Komunikasi
Visual sebagai seni rupa terapan adalah bentuk seni yang penerapannya berlaku
secara umum dalam bentuk komunikasi visual. Sedangkan Seni murni merupakan
ekspresi jiwa yang bersifat individual, subjektif, dan lebih ditujukan kepada
kepuasan terhadap karya, bukan terhadap fungsi.
Hal itu lah yang
membuat desain komunikasi visual berbeda dengan seni murni. Sebuah karya seni
lebih bersifat ekspresif dan tidak punya tujuan secara umum. Seni bersifat
individual dan berorientasi kepada ekspresi dan kepuasan dari pembuatnya
(seniman). Sedangkan desain grafis berorientasi kepada kegunaan atau fungsinya.
Desain grafis yang baik akan dilihat dari seberapa besar impact dari karya yang
dihasilkannya.
Sebagai contoh,
coba bandingkan saja sebuah lukisan dengan sebuah poster. Lukisan tidak merayu
siapapun untuk melakukan apapun. Lukisan hanya menggambarkan sesuatu yang bisa
dinilai bebas dari berbagai sudut pandang. Namun berbeda dengan poster. Poster
ditujukan untuk menyampaikan suatu pesan kepada massa. Dan tingkat
keberhasilannya pun dilihat dari seberapa baik massa terpengaruh dengan poster
tersebut.
Berikut ini merupakan karya dari seni murni, lukisan, dll
Sementara dibawah ini beberapa contoh dari Desain Komunikasi Visual,
seperti banner, poster dll
Untuk dapat
berkomunikasi secara visual, seorang desainer menggunakan elemen-elemen untuk
menunjang desain tersebut. Elemen-elemen yang sering digunakan dalam desain
komunikasi visual antara lain adalah tipografi, simbolisme, ilustrasi dan
fotografi. Elemen-elemen ini bisa digunakan sendiri-sendiri, bisa juga
digabungkan.
1.
Desain dan Tipografi
Tipografi adalah
seni menyusun huruf-huruf sehingga dapat dibaca tetapi masih mempunyai nilai
desain. Tipografi digunakan sebagai metode untuk menerjemahkan kata-kata
(lisan) ke dalam bentuk tulisan (visual). Fungsi bahasa visual ini adalah untuk
mengkomunikasikan ide, cerita dan informasi melalui segala bentuk media, mulai
dari label pakaian, tanda-tanda lalu lintas, poster, buku, surat kabar dan
majalah. Karena itupekerjaan seorang tipografer (penata huruf) tidak dapat
lepas dari semua aspek kehidupan sehari-hari.
2.
Desain dan Simbolisme
Simbol telah ada
sejak adanya manusia, lebih dari 30.000 tahun yang lalu, saat manusia
prasejarah membuat tanda-tanda pada batu dan gambar-gambar pada dinding gua di
Altamira, Spanyol. Manusia pada jaman ini menggunakan simbol untuk mencatat apa
yang mereka lihat dan kejadian yang mereka alami sehari-hari.
3.
Desain dan Ilustrasi
Ilustrasi adalah
suatu bidang dari seni yang berspesialisasi dalam penggunaan gambar yang tidak
dihasilkan dari kamera atau fotografi (nonphotographic image) untuk
visualisasi. Dengan kata lain, ilustrasi yang dimaksudkan di sini adalah gambar
yang dihasilkan secara manual.
Pada akhir tahun 1970-an, ilustrasi menjadi tren dalam Desain
Komunikasi Visual. Banyak orang yang akhirnya menyadari bahwa ilustrasi dapat
juga menjadi elemen yang sangat kreatif dan fleksibel, dalam arti ilustrasi
dapat menjelaskan beberapa subjek yang tidak dapat dilakukan dengan fotografi,
contohnya untuk untuk menjelaskan informasi detil seperti cara kerja
fotosintesis.
4.
Desain dan Fotografi
Ada dua bidang
utama di mana seorang desainer banyak menggunakan elemen fotografi, yaitu
penerbitan (publishing) dan periklanan (advertising). Beberapa tugas dan
kemampuan yang diperlukan dalam kedua bidang ini hampir sama. Menurut Margaret
Donegan dari majalah GQ, dalam penerbitan (dalam hal ini majalah) lebih
diutamakan kemampuan untuk bercerita dengan baik dan kontak dengan pembaca;
sedangkan dalam periklanan (juga dalam majalah) lebih diutamakan kemampuan
untuk menjual produk yang diiklankan tersebut.
Referensi:
http://aryoramangan.blogspot.co.id/2015/12/sejarah-desain-komunikasi-visual.html
https://nadyove.wordpress.com/2015/01/24/sejarah-dan-pengertian-desain-komunikasi-visual/
http://pratamaasport.blogspot.co.id/2016/09/desain-komunikasi-visual-vs-seni-murni.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar