Istilah ”kesenjangan digital” secara sederhana dijelaskan
sebagai ketidaksamaan dalam hal akses pada komputer dan internet antara
kelompok yang didasarkan pada satu atau lebih identifikasi sosial dan kultural.
Sebagai contoh kesenjangan digital adalah perbedaan akses pada komputer dan
internet antara kelompok wanita dan pria, usia tua dan muda.
Berdasarkan OECD tahun 2001, kesenjangan digital
didefinisikan sebagai berikut:
"....the gap between individuals, households,
businesses and geographic areas at different socio-economic levels with regard
both to their opportunities to access information and communication
technologies (ITs) and to their use of the Internet for a wide variety of
activities ".1
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
kesenjangan terjadi antara tingkat individu, rumah tangga,bisnis, dan area
geografi yang tingkat sosial ekonominya berbeda, berdasarkan kesempatan mereka
untuk mengakses teknologi informasi dan komunikasi.
Kesenjangan digital membahas mengenai kesenjangan antara
individu yang memiliki akses dan yang mampu menggunakan teknologi komunikasi dan komputer secara
efektif dengan individu yang tidak mampu serta tidak memiliki akses. Mengurangi
kesenjangan digital berarti membahas mengenai pengaksesan internet dan sumber
dayanya, penggunaan teknologi telekomunikasi dan komputer untuk bekerja,
berkomunikasi, mencari informasi, membuat dan membentuk pengetahuan yang
berfungsi efektif, dan pada akhirnya menciptakan sebuah komunitas yang lebih
baik dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
Dapat disimpulkan bahwa digital divideatau kesenjangan
digital adalah kesenjangan teknologi, seperti perbedaan kesempatan dalam
mengakses internet, tidak mampu memanfaatkan informasi, memiliki dan tidak
memiliki sarana untuk mengakses internet.
Penyebab terjadinya digital divide :
a. Infrastruktur
Masalah kesenjangan digital (digital divide) di Indonesia
sebenarnya banyak dipengaruhi oleh tidak meratanya pembangunan infrastruktur
jaringan komunikasi dan regulasi di berbagai daerah. Adanya perbedaan pola
hidup antara masyarakat perkotaan dan pedesaan di daerah-daerah yang sudah
maju. Masyarakat perkotaan di daerah yang sudah maju mempunyai kemampuan dan
wawasan yang lebih tinggi akan teknologi informasi dibandingkan masyarakat
perkotaan yang hidup di daerah kurang maju. Demikian pula, masyarakat pedesaan
di daerah yang sudah maju, mereka akan mempunyai pengetahuan yang sedikit lebih
tinggi untuk mengenal teknologi informasi dibanding masyarakat pedesaan di
daerah yang kurang maju (bahkan tidak terjangkau jaringan komunikasi sama
sekali).
Contoh mudah mengenai kesenjangan infrastruktur ini yaitu
orang yang memiliki akses ke komputer bisa bekerja dengan cepat. Ia bisa
menulis lebih cepat dibandingkan mereka yang masih menggunakan mesin ketik
manual. Contoh yang lain, orang yang mempunyai akses ke komputer internet,
otomatis mempunyai wawasan yang lebih luas di bandingkan mereka yang sama
sekali tidak punya akses ke informasi di Internet yang serba luas.
Kesenjangan geografis
Kesenjangan geografis terutama tentang akses atau kurangnya
akses ke media digital dan
Internet karena lokasi geografis. Kesenjangan geografis
multidimensi dan dapat mengacu nasional, regional dan global kesenjangan di
tingkat akses ke media digital dan internet. Sedangkan nasional dan regional
membagi fokus pada tingkat akses internet di daerah atau wilayah yang berbeda
dalam negara, kesenjangan global tentang kesenjangan akses antara orang-orang
yang tinggal di sangat maju ekonomi utara dan mereka yang tinggal di kurang
berkembang ekonomi selatan. Kesenjangan di bidang telekomunikasi juga pasti
mempengaruhi tingkat digital peluang yang dapat tersedia untuk orang-orang yang
tinggal di daerah tertentu dari dunia karena internet bergantung pada jaringan
telepon. Contoh berikut menunjukkan beberapa perbedaan yang memperburuk
kesenjangan global yang yang disebabkan oleh masalah infrastruktur:
- Lebih dari
80% dari orang di dunia tidak pernah mendengar nada panggil, biarkan
sendiri 'berselancar' web atau menggunakan ponsel (UNDP
1999: 78).
- Afrika,
yang memiliki sekitar 739.000.000 orang, hanya memiliki 14 juta telepon
garis, yang jauh kurang dari baris di Manhattan atau Tokyo
(Panos 2004: 4).
DIGITAL DIVIDE: KELANGKAAN, KESENJANGAN DAN KONFLIK 125
- Sub-Sahara
Afrika memiliki sekitar 10 persen dari populasi dunia (626
juta), tetapi hanya 0,2 persen dari satu miliar saluran
telepon di dunia
(ibid .: 4).
- Biaya
menyewa rata-rata koneksi hampir 20 persen per kapita
PDB di Afrika dibandingkan dengan sembilan persen untuk
dunia, dan hanya satu
persen untuk negara-negara berpenghasilan tinggi (ibid .:
4).
Pada dasarnya, 'kesenjangan digital hanyalah indikator dari
lebih malaise ekonomi kemiskinan dan pengucilan ekonomi (Hassan 2004: 68) dan
'tidak dapat dibalik tanpa menanggulangi pluralitas faktor yang menyebabkan
ketimpangan ...
[karena] ... akses terhadap TIK harus tertanam dalam
perspektif yang lebih umum tentang inklusi, pembangunan dan pengentasan
kemiskinan '(Servaes dan Carpentier 2006: 2).
Namun, sangat penting untuk dicatat bahwa meskipun membagi
utara-selatan sangat diucapkan, masih ada perbedaan dalam tingkat akses dan
penggunaan efektif dari media digital dan Internet antar negara masing-masing
daerah.
b. Kekurangan skill (SDM)
Kekurangan skill SDM disini bisa dikatakan sebagai minat dan
kemampuan dari seseorang untuk menggunakan sarana digital. Masih banyak
masyarakat yang merasa gugup, takut sehingga enggan menggunakan sarana digital
seperti komputer atau laptop.
c. Kurangnya pemanfaatan akan internet itu sendiri
Berbicara mengenai kesenjangan digital, bukanlah semata-mata
persoalan infrastuktur. Banyak orang memiliki komputer, bahkan setiap hari,
setiap jam- bisa mengakses Internet tetapi "tidak menghasilkan
apapun". Misal, ada seorang remaja punya akses ke komputer dan Internet.
Tapi yang dia lakukan hanya Chatting yang biasa-biasa saja. Tentu saja, ia
tidak bisa menikmati keuntungan-keuntungan yang diberikan oleh teknologi
digital. Itu artinya, kesenjangan digital tidak hanya bisa dijawab dengan
penyediaan infrastruktur saja. Infrastruktur tentu dibutuhkan tetapi
persoalannya adalah ketika orang punya komputer dan bisa mengakses Internet,
pertanyaan berikutnya adalah, "apa yang mau diakses? Apa yang mau dia
kerjakan dengan peralatan itu, dengan keunggulan-keunggulan teknologi itu.
DAMPAK
POSITIF DIGITAL DIVIDE
Dampak positif kesenjangan digital bagi sebagian orang yang
belum mengenal atau menerapkan teknologi adalah masyarakat dapat termotifasi
untuk ikut ambil bagian dalam peningkatan teknologi informasi. Teknologi
informasi merupakan teknologi masa kini yang dapat menyatukan atau
menggabungkan berbagai informasi, data dan sumber untuk dimanfaatkan sebagai
ilmu bagi kegunaan seluruh umat manusia melalui penggunaan berbagai media dan
peralatan telekomunikasi modern. Dengan menggunakan berbagai media, peralatan telekomunikasi
dan computer canggih, Teknologi Informasi akan terus berkembang dan mempunyai
peranan yang sangat penting dalam kehidupan dan peradaban umat manusia di
seluruh dunia. Kemajuan peradaban manusia di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi pada abad informasi ini telah memudahkan manusia berkomunikasi antara
satu dengan lainnya.
DAMPAK
NEGATIF DIGITAL DIVIDE
Dampak negatif kesenjangan digital adalah bagi mereka yang
mampu menghasilkan teknologi dan sekaligus memanfaatkan teknologi memiliki peluang
lebih besar untuk mengelola sumber daya ekonomi, sementara yang tidak memiliki
teknologi harus puas sebagai penonton saja. Akibatnya yang kaya semakin kaya
dan yang miskin tetap miskin.
Kemajuan Teknologi Informasi itu terlahir dari sebuah
kemajuan zaman, bahkan mungkin ada yang menolak anggapan, semakin tinggi
tingkat kemajuan yang ada, semakin tinggi pula tingkat kriminalitas yang
terjadi. Kehadiran internet ditengah masyarakat menimbulkan dampak positif dan
Negatif, ibarat sebilah pisau, tergantung pemakainnya. Bila digunakan untuk
hal-hal yang benar dan bermanfaat akan sangat membantu menyelesaikan pekerjaan,
tetapi jika jatuh ditangan orang jahat akan membahayakan orang lain. Misalnya ;
Pembobolan Kartu Kredit. pembobolan kartu kredit (Credit Card Fraud) dengan
modus mencuri dan memalsukan kartu kredit. Perbuatan ini menimbulkan kerugian
pada pemilik kartu Bank penerbit bahkan merugikan Negara.
Membagi sosial
Kesenjangan sosial adalah tentang perbedaan akses antara
berbagai kelompok sosial karena hambatan sosio-demografis seperti kelas,
pendapatan, pendidikan, jenis kelamin, usia dan ras. Misalnya, kelas merupakan
salah satu penentu utama inklusi digital atau pengecualian. Sekali lagi,
Internet sendiri adalah padat modal dan kemudian kebanyakan orang miskin
disimpan di pinggiran nya karena bulanan komputer, modem, perangkat lunak dan
Internet Service Provider ' langganan mungkin tidak terjangkau untuk mereka.
Akibatnya, Norris mengamati bahwa, sejauh kesenjangan pendapatan yang bersangkutan,
akses populer untuk komputer dan internet membutuhkan penghapusan hambatan
keuangan yang memperburuk kesenjangan akses fisik yang, pada gilirannya,
memiliki efek multiplikasi pada jenis lain membagi seperti jenis kelamin, ras
dan melek huruf (lihat Norris 2001). . Demikian pula, pendapatan yang lebih
rendah tidak selalu menghasilkan digital pengecualian karena di banyak kota di
Asia, Afrika dan India masyarakat miskin tidak mungkin memiliki akses ke
Internet di rumah mereka, tapi dapat mengembangkan penggunaan konsisten dalam
perpustakaan umum, kafe cyber, pusat internet pedesaan dan jalur akses publik
lainnya. Demikian pula, kita juga dapat menemukan bahwa orang-orang tua yang
berpendidikan mungkin sering menggunakan Internet lebih dari para pemuda muda
berpendidikan dan pengangguran di daerah perkotaan dari maju dan berkembang di
dunia.
SOLUSI
MENGURANGI DIGITAL DIVIDE
1. Langkah
yang terbaik untuk mengurangi kesejangan digital adalah menyiapkan masyarakat
untuk bisa menangani, menerima, menilai, memutuskan dan memilih informasi yang
tersedia. Penyiapan kondisi psikologis bagi masyarakat untuk menerima, menilai,
memutuskan dan memilih informasi bagi diri mereka sendiri akan lebih efektif
dan mendewasakan masyarakat untuk bisa mengelola informasi dengan baik. Dengan
kemajuan teknologi informasi seseorang atau masyarakat akan mendapat kemudahan
akses untuk menggunakan dan memperoleh informasi. Misalnya dengan mengadakan
penyuluhan kesekolah-sekolah tentang penggunaan Internet.
2. Pembangunan
fasilitas telekomunikasi antara kota dan desa, sehingga setiap masyarakat yang
ingin mengakses informasi dapat tercapai dengan tersedianya fasilitas
telekomunikasi yang memadai. Wartel dan Warnet memainkan peranan penting dalam
mengurangi digital divide. Warung Telekomunikasi dan Warung Internet ini secara
berkelanjutan memperluas jangkauan pelayanan telepon dan internet, baik di
daerah kota maupun desa.
Secara singkat solusi yang dapat digunakan untuk mengurangi
digital divide, yaitu :
a. Penyedian infrastruktur yang memadai;
b. Memberikan penyuluhan tentang kemajuan teknologi
informasi;
c. Pembangunan fasilitas telekomunikasi antara kota dan
desa.
KESIMPULAN
Di era globalisasi saat ini, dimana kebutuhan akan teknologi
dan jaringan komunikasi meningkat pesat mengharuskan setiap negara (termasuk
Indonesia) untuk dapat memberikan pelayanan yang berbasis elektronik kepada
masyarakat dengan tujuan untuk mengefektif dan mengefisienkan pelayanan kepada
masyarakat. Untuk itu di butuhkanlah e-government. Namun dalam pelaksanaannya
ternyata masih banyak kendala, terutama terbatasnya ketersediaan infrastruktur
yang justru mengakibatkan digital divide. Digital divide mempunyai arti sebagai
kesenjangan (gap) antara individu, rumah tangga, bisnis, (atau kelompok
masyarakat) dan area geografis pada tingkat sosial ekonomi yang berbeda dalam
hal kesempatan atas akses teknologi informasi dan komunikasi/TIK (information
and communication technologies/ ICT) atau telematika dan penggunaan internet
untuk beragam aktivitas. Jadi, digital divide atau “kesenjangan digital”
sebenarnya mencerminkan beragam kesenjangan dalam pemanfaatan telematika dan
akibat perbedaan pemanfaatannya dalam suatu negara dan/atau antar Negara.
Banyak solusi yang sebenarnya dapat dipakai untuk mengurangi
digital divide ini, antara lain yaitu :
a. Penyedian infrastruktur yang memadai;
b. Memberikan penyuluhan tentang kemajuan teknologi
informasi;
c. Pembangunan fasilitas telekomunikasi antara kota dan
desa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar