Rabu, 23 November 2011

Revitalisasi Lelah (Penulis : Anies Septivirawan )

Seberat apapun, beban mesti dipikul, katamu namun kepergianmu menambah kesunyianku dan rasanya tak sanggup lagi menanggung
semua beban yang kau letakan di pundakku, rasa lelah dan sangsipun
semakin dalam melukai sukmaku hingga menusut tubuhku, begitu ujarmu pada
lembar almanak seputih kapas cintamu, semerah saga darah,
kesetiaanmu mendidihkan gelisahku kupungut lagi, lakon dan berserpih mutiara
lelah berserakan di sepanjang pantaimu betapa hatiku kian lapar melukai semuanya ini ketika fajar datang lagi menjemputku dari
balik tirai aku terperanjat melihat tugas-tugas kita yang
semakin memberat saja menumpuk dalam kisi-kisi sukma. melihatnya
saja urat leherku meregang namun kau pergi juga, ujarmu lagi, menangisi
keajaiban cinta bias dari semua gelisah, kuhentikan lelah yang
melilit tubuhku namun ketegangan memuncak di ulu hatiku. seberat apapun, beban mesti dipikul, ulangmu
lagi masih terngiang di hatiku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar